Rabu, 06 April 2011

UMMUL BANIN

‘… menyambung tali silaturrahmi dan berempati pada penderitaan orang lain lebih kucintai dari memakan makanan lezat di atas rasa lapar seseorang… ’
Seorang perempuan yang berada pada puncak kemuliaan dan kehormatan, ia mengangkat panji kemuliaan diantara keluarga dan kerabatnya yang banyak menjadi khalifah dan gubernur.
Beliau adalah Ummul Banin binti Abdul Aziz bin Marwan Al-Umawiyah Al-Qurasyiah, saudari Umar Abdul Aziz,dan beliau adalah istri dari khalifah Walid bin Abdul Malik, ia melahirkan tiga orang anak dari hasil pernikahannya dengan Walid, mereka adalah Abdul Aziz, Muhammad dan Aisyah.

Ummul Banin berada pada posisi yang mulia dalam hal pemahaman agama, sebagaimana ia juga termasuk ahli ibadah pada awal kejayaan islam. Ia banyak melakukan shalat, khusyu’, tenggelam dalam samudera munajat kepada Allah sehingga nyaris melupakan orang-orang di sekitarnya. Dan beliau adalah seorang perempuan yang menggunakan waktunya untuk mendalami ilmu fiqih. Ummul Banin senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dengan segala sesuatu yang mendatangkan ridha-Nya. Ibnu Qoyyim menjabarkan kehidupan Ummul Banin yang dipenuhi cahaya keimanan, Ummul Banin memerdekakan sahaya setiap hari Jum’at, dan berderma dengan harta sebanyak beban unta di jalan Allah.
Dalam hal wara’ dan rasa takut kepada Allah Ummul Banin mencapai derajat yang sangat tinggi, hampir tidak ada perempuan yang mencapai derajatnya dalam hal ini. Ia senantiasa meneliti urusannya dengan seksama. Ia tidak mau menerima barang atau harta kecuali yang berasal dari cara yang dibenarkan oleh syari’at. Ia juga menolak setiap hadiah yang berasal dari sumber yang haram.
Diantara perilaku hidup Ummul Banin yang menyentuh jiwa kita adalah sifat dermawan yang melekat pada jiwanya. Banyak sekali kisah tentang kedermawanan beliau yang mencerminkan kemuliaan karakternya, kebaikan hatinya, kesempurnaan perilakunya, dan rasa syukurnya akan segala nikmat Allah atasnya. Dan beliau sangat dicintai oleh banyak orang karena kemuliaan hatinya.
Diantara saksi atas kedermawanan beliau yaitu apa yang telah ia lakukan ketika mengumpulkan para wanita dirumahnya. Ia memakaikan mereka baju yang terbaik dan memberi mereka beberapa keping dinar dan kemudian berkata, “ Pakaian itu untuk kalian, Sedangkan dinar-dinar itu silahkan kalian bagikan kepada orang-orang fakir di tempat kalian.”
Beliau adalah orang yang mempunyai kemauan yang kuat untuk berinfaq dan beramal baik, hingga ia berkata, “ Saya tidak pernah iri dengan siapapun kecuali dengan orang yang beramal kebajikan, maka saya ingin sekali menyertainya.”
Diantara koleksi amal kebajikannya , apa yang diceritakan bahwa Tsurayya binti Ali bin Abdullah ketika ditinggal wafat suaminya yang bernama Suhail, Ia menghadap Walid bin Abdul Malik suami Ummul Banin, untuk memohon bantuan agar melunasi hutangnya. Ketika ia duduk bersama Ummul Banin, Walid masuk menemui mereka.
“ Siapa wanita yang bersamamu ini?” Tanya Walid kepada istrinya.
“ Tsurayya binti Ali. Ia datang menemuiku supaya aku memintakan bantuan kepadamu dalam melunasi hutangnya juga kebutuhan hidupnya.” Jawab Ummul Banin.
Seketika Amirul Mukminin memberikan apa yang dibutuhkannya. Ia langsung berpamitan sambil mengucapkan terima kasih kepada Ummul Banin dan suaminya Walid bin Abdul Malik.
Demikian sekelumit kisah tentang pasangan suami-istri yang begitu memperhatikan kebutuhan orang lain. Itu tak lain merupakan satu keteladanan yang harus terus kita lestarikan. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada Ummul Banin yang telah membangun istana dari tumpukan pujian dan penghormatan. Dan semoga Allah mengampuni dan membalas kebaikannya serta memasukkannya kedalam syurga atas karunia dan ampunan dari-Nya.

Referensi: 30 Sirah Tokoh Wanita Tabi’in

0 komentar:

Posting Komentar