Rabu, 10 November 2010

UMMU MAHJAN Seorang tak dikenal yang Rasulullah saw pun merasa kehilangan terhadapnya

Beliau adalah seorang wanita yang tak pernah mengeluh. Seorang wanita tua yang berkulit hitam, dipanggil dengan nama Ummu Mahjan telah disebutkan didalam Ash-Shahih tanpa menyebutkan nama aslinya, Beliau berdomisili di Madinah.(lihat Ibnu Sa'ad dalam Ath-Thabaqat 8/414)

Beliau adalah seorang wanita miskin yang memiliki tubuh yang lemah. Beliau menyadari bahwa dirinya memiliki kewajiban terhadap akidahnya dan masyarakat islam, lantas apa yang bisa dia lakukan padahal beliau adalah seorang wanita yang tua dan lemah? Akan tetapi beliau sedikitpun tidak bimbang dan ragu, dan tidak menyisakan sedikitpun rasa putus asa dalam hatinya karena rasa putus asa adalah jalan yang tidak dikenal dihati orang-orang yang beriman.

Beliau bahkan tak mau tertinggal dalam membela Islam. Memang, ia tak bisa berbuat seperti layaknya para shohabiyah yang lain. Ia tidak punya harta untuk diinfakkan. Ia pun tak memiliki tenaga untuk pergi kemedan jihad. Tapi ia tak pernah mau ketinggalan dalam beramal. Ia ingin dirinya dikenang oleh Rasulullah saw. Maka dengan segenap semangat dan sisa tenaga yang ia miliki. Ia melakukan pekerjaan itu. Suatu pekerjaan yang tidak dilirik oleh orang lain, yaitu membersihkan masjid Rasulullah saw.

Wanita miskin itu begitu lekat dalam ingatan beliau. Setiap hari wanita beruban itu bekerja keras membersihkan masjid. Sehingga rumah Allah itu benar-benar menjadi tempat yang nyaman untuk beribadah ,bermusyawarah dan menjadi lembaga pusat pendidikan mendasar

Ia terus menerus melakukan tugasnya hingga malam itu seusai shalat Isya, Ummu Mahjan ra. dipanggil menghadap Sang Maha Pencipta dengan penuh keridhaan dan diridhai.

Kemudian para shahabat membawa jenazahnya pada sepertiga malam yang awal (waktu shalat isya yang akhir) kepada Rasulullah untuk dishalatkan tapi mereka mendapati Rasulullah saw sedang tidur maka para shahabat enggan membangunkannya kemudian mereka mennyalatkan dan menguburkannya tanpa beliau.

Di pagi harinya Rasulullah saw merasa kehilangan Ummu Mahjan.Beliau pun menanyakannya pada para shahabat. tetapi mereka mengatakan bahwa ia telah meninggal.

Rasulullah saw merasa bersedih dan kehilangan dengan kematiannya.maka beliau meminta agar ditunjukkan kuburannya dan segera pergi kesana bersama beberapa shahabat untuk melaksanakan shalat ghaib dan mendoakannya.

Ia menjadi pusat perhatian bagi Rasulullah saw hingga ia meninggal. Rasulullah saw bahkan menyalahkan para shahabat ra karena tidak memberitahukan kematiannya sehingga beliau langsung pergi ke kuburannya untuk menshalatinya.

Wanita tua berkulit hitam itu memang bukan seorang pahlawan, tetapi sejarah telah mengukir namanya dengan tinta emas, meski nama aslinya tidak pernah dikenal orang.

Ummu Mahjan adalah contoh dari orang yang mampu berbuat seadanya tetapi memperoleh kemuliaan dari ketekunan dari apa yang ia lakukan. Ia isi kehidupannya -hari demi hari dengan penuh keberkahan- sampai akhir hayatnya dengan sebuah pekerjaan yang terlihat sepele tetapi berbarokah.

Beliau menjadi contoh nyata bahwa suatu amal yang kecil bisa mengantarkan pelakunya hingga ke syurga. Sungguh Allah swt telah mengabulkan keinginannya untuk selalu dikenang, tidak hanya oleh Rasulullah saw tapi juga seluruh umat islam yang membaca kisahnya hingga kini.

Telah terbukti kebenaran sabda Nabi saw
"Sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang
kontinyu (terus-menerus) walaupun sedikit." (H.R. Bukhari)

Jadi, apalagi yang harus kita tunggu.. mari, kita beramal semaksimal yang kita mampu, karena Allah tidak akan bosan sebelum kita bosan"

0 komentar:

Posting Komentar